Tafsir “Wajah” Allah

Dalam surah Al-Baqarah [2]: 272, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari wajah Allah.” Berangkat dari ayat ini, apakah maksud dari ungkapan wajah Allah ini?
Wajh secara harfiah bermakna wajah, dan terkadang bermakna dzat (esensi). Oleh karena itu, wajah Allah bermakna esensi Allah. Niat para pemberi infak harus ditujukan kepada esensi suci Allah SWT. Oleh karena itu, kata wajah dalam ayat ini dan yang semisalnya bermuatan satu jenis penegasan, karena ketika wajah disebutkan (untuk esensi Tuhan), itu merupakan penegasan terhadap “untuk Allah SWT” semata, bukan untuk yang lain.
Selain itu, galibnya, wajah manusia secara lahiriah adalah bagian termulia dalam struktur tubuhnya. Lantaran organ-organ yang penting pada tubuh manusia terletak di wajahnya seperti: penglihatan, pendengaran, dan mulut. Atas dasar ini, ketika ungkapan wajah Allah digunakan pada ayat ini, itu memberikan arti kemuliaan dan nilai penting. Di sini, wajah secara figuratif (majasi) digunakan dalam kaitannya dengan Allah SWT yang sejatinya merupakan satu bentuk penghormatan dari ayat ini. Begitu jelas bahwa Allah SWT tidak berjasad dan berwajah fisik.
Sumber:
Nashir Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 2, hlm. 263.