Tafsir Taubat: Kunci Selamat

0
1219

TAUBAT YAITU kembali dari keadaan buruk ke keadaan baik, dari keadaan baik ke keadaan lebih baik. Taubat yaitu insaf, menyadari kenyataan diri sendiri agar lebih baik. Taubat yang paling mudah dan praktis ialah mendengar suara hati dan pasrah disapa pesan-pesan fitrah. Pada relung fitrah itulah seorang yang bertaubat akan menemukan Tuhan dalam dirinya. Gerak taubat dan kembali ke diri sendii untuk bercermin dan menemukan kasih sayang Tuhan ini dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Quran.

Allah SWT berfirman, “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)

Sekalipun surat Yunus menjelaskan secara detil tentang sejarah Nabi Nuh dan Musa as, tapi surat ini tetap dinamakan surat Yunus. Padahal dalam surat ini hanya memuat kisah kaum Nabi Yunus as yang bertaubat dan itupun disinggung hanya dalam satu ayat. Walaupun demikian, penamaan surat ini dengan surat Yunus mungkin disebabkan pentingnya apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Yunus as. Karena pada akhirnya bertaubat dan Allah Swt menerima taubat mereka.

Imam Ja’far Al-Shadiq a.s. berkata, “Nabi Yunus a.s. berdakwah kepada kaumnya sejak usia 30 hingga 63 tahun. Tetapi, hanya dua orang yang beriman kepada apa yang dibawanya. Nabi Yunus a.s. kemudian melaknat mereka lalu pergi meninggalkan kaumnya. Satu dari dua orang yang beriman kepada beliau adalah seorang bijaksana dan berilmu. Ketika menyaksikan melaknat kaumnya dan pergi meninggalkan mereka, ia naik ke tempat yang agak tinggi dan memperingatkan mereka.

Baca juga :   Nilai Penting dan Kedudukan Tafsir

Warga yang mendengar ucapannya menyadari kesalahan yang selama ini dilakukan dan dengan petunjuknya mereka bergerak ke luar kota. Mereka berusaha menjaga jarak dengan anak-anaknya lalu mulai bermunajat kepada Allah SWT dan bertaubat kepada-Nya, hingga Dia menerima taubat mereka. Nabi Yunus a.s. kembali ke kota itu, tapi menemukan warganya tidak binasa. Beliau terkejut dan bertanya apa yang terjadi. Mereka menjelaskan kepada Nabi Yunus a.s. apa yang terjadi sepeninggalnya.

Ya, demikianlah, sekalipun manusia telah berada di bibir jurang, tapi ia masih dapat menolong dirinya sendiri. Karena iman dan taubat pada waktunya dapat menyelamatkan manusia dari kemurkaan ilahi dan membatalkan azab, sekaligus menjadikan manusia bahagia.

Dalam sejarah kaum nabi-nabi terdahulu yang mendustakan ucapan mereka, hanya kaum Nabi Yunus a.s. yang bertaubat pada waktunya lalu beriman kepada apa yang diajarkannya, sehingga dapat selamat dari azab ilahi (Muhsin Qaraati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 HS).

(Visited 226 times, 1 visits today)

Leave a reply