Tafsir Filosofis Argumentasi Keesaan Tuhan

0
994

Pada surah Al-Anbiya’ [21]: 22, Allah SWT berfirman, “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa.”

Yakni, banyaknya Tuhan akan menjadi sumber kerusakan di alam semesta, lantaran tiap-tiap mereka akan berdiri sendiri dan berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi, jika kita menerima semua tuhan itu sebagai yang maha bijak dan berpengetahuan, tentu saja dalam mengelola alam semesta ini mereka akan saling bahu-membahu. Maka itu, ayat ini dalam asumsi ini menjadi tidak berarti.

Namun, sesungguhnya jawaban atas asumsi ini cukup sederhana. Kebijakan mereka tidak akan menafikan keberbilangan mereka. Ketika kita berasumsi mereka berjumlah banyak, berarti tidak adanya satu sikap di antara mereka. Karena, apabila mereka adalah satu dari segala sisi, maka konsekuensinya adalah satu Tuhan. Oleh karena itu, jika ada jumlah banyak, pasti terdapat perbedaan-perbedaan dalam perbuatan, kehendak dan efek. Keadaan inilah yang akan membuat alam semesta rusak dan binasa.

Ayat ini sesungguhnya menjelaskan argumen tamanu’ dalam rumusannya yang berbeda-beda. Namun, mengupas seluruh argumen bukanlah tujuan pembahasan ini. Apa yang disebutkan di sini merupakan rumusan argumen tamânu’ yang terbaik.

Pada rumusan lain, argumen ini bersandar pada proposisi bahwa apabila ada dua kehendak yang berlaku dalam penciptaan, alam semesta tidak akan pernah tercipta. Sementara ayat yang dinukil di atas berbicara tentang kerusakan jagad dan terjadinya kekacauan dalam sistem semesta, bukan tidak terciptanya atau wujudnya alam semesta.

Menariknya, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hisyam bin Hakam dari Imam Al-Shadiq a.s., ketika menjawab seorang kafir yang meyakini banyaknya Tuhan, beliau mengatakan, “Dua Tuhan yang engkau katakan ini, apakah mereka itu qadim atau azali dan kuat, ataukah lemah dan tidak berdaya, atau satunya kuat dan lainnya lemah?

Baca juga :   Ruhul Kudus, siapa Dia?

“Apabila keduanya kuat, mengapa salah satunya tidak menyingkirkan yang lain dan memikul tanggungjawab mengatur alam semesta? Apabila anggapanmu seperti ini bahwa yang satu kuat dan yang lain lemah, engkau telah menerima Tauhid, karena yang kedua adalah lemah dan tidak berdaya. Dengan demikian, ia bukanlah Tuhan.

“Dan apabila engkau berkata bahwa ada dua Tuhan (yang sama-sama kuat), maka asumsi ini tidak akan keluar dari dua kondisi: entah mereka bersepakat dari seluruh sisi atau berbeda. Akan tetapi, ketika kita melihat penciptaan yang sistemik; bintang-gemintang di langit masing-masing bergerak pada orbitnya, silih bergantinya siang dan malam secara teratur, bulan dan matahari bergerak sesuai dengan garis lintasnya masing-masing, koordinasi pengaturan jagad raya dan sistematika hukum-hukumnya adalah dalil bahwa pengaturnya adalah satu.

“Terlepas dari masalah ini, sekiranya engkau mengklaim Tuhan ada dua, maka di antara mereka pasti ada jarak (keunggulan) sehingga dualitas itu terwujud. Di sini, jarak tersebut sendiri adalah wujud yang ketiga yang harus azali juga. Dan dengan demikian, Tuhan menjadi tiga. Dan apabila engkau meyakini Tuhan adalah tiga, maka harus ada jarak (keunggulan) juga di antara mereka. Dengan demikian, engkau harus percaya pada lima wujud qadim dan azali. Dan dengan ini, bilangan Tuhan akan semakin banyak, dan masalah ini tidak berakhir dan tak tertuntaskan.” (Tafsir Nûr ats-Tsaqalain, jld. 3, hlm. 417-418).

Permulaan hadis ini mengindikasikan argumen tamânu’, dan di bagian akhirnya terdapat argumen lain yang dikenal sebagai argumen farjah (berbedanya poin persamaan dan poin perbedaan).

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa Hisyam bin Hakam bertanya kepada Imam Al-Shadiq a.s., “Argumen apa yang dapat membuktikan keesaan Tuhan?” Beliau bersabda, “Sistemika dan koordinasi pengaturan alam semesta dan sempurnanya penciptaan. Demikian Allah SWT berfirman, Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa.” (Tafsir Nemûneh, jld. 13, hlm. 373).

Baca juga :   Falsafatuna: Filsafat Islam terhadap Filsafat Barat

 

(Visited 146 times, 1 visits today)

Leave a reply