َApakah Syiah itu sama dengan Rafidlah? Jangan Salah Paham!

0
1176

STUDISYIAH.COM–Sepanjang sejarah perseteruan antar golongan, termasuk antarmadzhab dalam Islam, tidak lepas dari upaya black campaign (kampanye hitam) untuk menguatkan eksistensi golongan tertentu dan menyingkirkan golongan lain. Penyematan istilah keji dan kotor digunakan seperti: sesat, zindiq, kafir, termasuk pemakaian istilah ‘rafidhi’ atau ‘rafidhah’. Di sini  penting untuk ditelaah istilah tersebut yang kini kerap dilekatkan pada Syiah secara umum dan kepada Syiah Imamiyah Istna’asyariyah secara khusus.

Rafidhah berasal dari kata kata rafadha yang berarti menolak dan meninggalkan. Bentuk subjeknya yang biasa digunakan sebagai idiom negatif adalah rafidh atau rafidhah, lalu bersifat relatif kepada keyakinan tertentu sehingga disebut dengan rafidhiy. Namun para penulis sejarah dan kalangan teolog Muslim berbeda dalam menggunakan istilah rafidhiy.

Sebagian menyebutkan bahwa rafidhiy berarti orang yang meninggalkan wahyu dan kembali kepada mitos dan khurafat, yaitu penyembahan berhala dan tunduk pada thaghut. Dengan kata lain, rafidhiy adalah orang yang kembali kepada nilai-nilai jahiliyah. Demikian ini dinisbatkan kepada seorang yang bernama Abdullah ibn Saba’ dan para pengikutnya, karena mereka menganggap Ali ibn Abi Thalib sebagai nabi, sehingga dengan keyakinan ini Islam telah ditinggalkan. “Sesungguhnya mereka disebut rafidhiy karena mereka telah meninggalkan agama” (Abul Hasan Asy’ari, Maqalat al-Islamiyyin, hlm. 89).

Sebagian meyakini bahwa kata rafidhiy telah digunakan sejak tahun 122 H. pada masa Zaid ibn Ali. Bagdadi menulis, “Kelompok Zaidiyah adalah mereka yang disebut dengan rafidhiy” (Bagdadi, Al-Farq bayn Al-Firaq, hlm. 21).

Dalam buku Mafatih Al-Ulum, disebutkan oleh Khawarizmi, “Kelompok yang telah berbaiat kepada Zaid ibn Ali kemudian mereka meninggalkannya disebut rafidhiy”. Sebagaimana juga ditulis dalam buku Mishbah Al-Munir, “Rafidhah adalah kelompok dari Syiah kota Kufah, dinamakan demikian karena mereka meninggalkan Zaid ibn Ali; mereka membenci para sahabat. Mereka meninggalkan Zaid karena mereka mengetahui sikapnya yang tidak berlepas diri dari dua sahabat: Abu Bakar  dan Umar. Dengan demikian, disematkan nama rafidhiy kepada siapa pun yang mengikuti mazhab ini yang membolehkan cacian terhadap sahabat.”

Baca juga :   Garis-garis Umum Akidah Syiah (2): Kenabian

Sampai masa dimana istilah rafidhiy kemudian disematkan juga untuk Syiah Imamiyah, hingga tidak luput dari penulisan karya-karya mengenai kelompok, golongan dan mazhab Islam. Abul Hasan Asy’ari menuliskan, “Sesungguhnya (Syiah) Imamiyah dinamai rafidhiy karena mereka meninggalkan kepemimpinan Abu Bakar dan Umar” (Abul Hasan Asy’ari, Maqalat al-Islamiyyin, hlm. 89).

Dzahabi dalam Al-Tahdzib menyebutkan bahwa rafidhiy adalah mereka yang mencaci dua sahabat: Abu Bakar dan Umar. Astqalani juga menulis, “Tasyayyu’ (Syiah) adalah pecinta Ali dan mengutamakannya di atas para sahabat. Barang siapa mengutamakannya di atas Abu Bakar dan Umar, dialah rafidhiy yang ekstrim dalam kesyiahan (tasyayyu’), dan yang tidak mengutamakannya atas keduanya, dialah seorang yang syiah. (Ibnu Hajar Astqalani, Huda al-Sari, hlm. 333). Rafidhiy juga disematkan pada mereka yang mencintai Ahlul Bait a.s., sebagaimana Imam Syafi’i pernah menyatakan, Kalau cinta Ahlul Bait Nabi itu rafidhiy maka jin dan manusia saksikanlah aku rafidhiy.

Semua ini menggambarkan bahwa siapapun yang mencintai Ahlul Bait Nabi SAW, meskipun dia seorang Sunni, dapat disematkan padanya nama rafidhiy. Dinukil dari Baihaqi bahwa ketika disampaikan kepada Imam Syafi’i tentang adanya sekelompok yang mencintai Ahlul Bait yang disebut dengan nama rafidhiy, ia langsung melantunkan bait syairnya:

Ketika kami mengutamakan Ali ibn Abi Thalib, sungguh bodoh menjuluki kami dengan rafidhiy (Syirani Syafi’i, Al-Ithaf bi hubb Al-Asyraf, hlm. 27; Syablanji, Nur Al-Abshar, hlm. 115).

Dengan demikian, jika istilah rafidhiy itu bermakna pengutamaan Ali ibn Abi Thalib di atas Abu Bakar dan Umar, jelas bahwa pengutamaan ini tidak menyebabkan seseorang meninggalkan agamanya, karena pengutamaan ini berdasarkan berbagai bukti dan argumentasi, sebagimana keutamaan Ali ibn Abi Thalib telah diakui oleh ulama Ahlussunnah seperti Basyar Bin Mu’ammar, Abu Ja’far Iskafi, Abul Hasan Hayyath, Mahmud Balkhi dan para muridnya. Imam Syafi’i sendiri tidak keberatan menyandang nama rafidhiy dalam pengertian ini.

Baca juga :   Syaikh Shaduq: Aliran Pusaka Ilmu

Jabba’i dari ulama’ besar Ahlussunnah yang menyatakan, “Kalau riwayat yang dinukil dari Tha’ir itu shahih, maka Ali merupakan yang terutama” (Ibnu Abi Al-Hadid, Syarah Nahjul Balaghah, jld. 1, hlm. 236). Dia meriwayatkan bahwa Nabi SAW memohon kepada Allah SWT agar menghadirkan seseorang yang terbaik untuk menjadi teman makan beliau. Lalu Ali masuk sehingga keduanya bersama makan bersama.

Ibnu Abdul Bar juga mengatakan bahwa para sahabat terdahulu berselisih dalam pengutamaan antara Ali ataukah Abu Bakar. Beberapa sahabat seperti Salman, Abu Dzar, Miqdad, Jabir, Abu Sa’id Khudri, Zaid ibn Arqam mengutamakan Ali atas para sahabat yang lain. Oleh karena itu, jika pengutamaan Ali ibn Abi Thalib atas para sahabat merupakan kreteria seorang dinamai rafidhiy, maka banyak para sahabat, imam dan perawi hadis teridentifikasi sebagai rafidhiy. Penyebutan nama ini tidak lain hanyalah karena fanatisme buta pihak tertentu. Ini sebagaimana dinyatakan oleh penulis kenamaan Ahlussunnah setelah menulis tentang keutamaan dan kesempurnaan Ali a.s., “Keutamaan Ali ibn Abi Thalib  tidak dapat dipungkiri. Menyebut pengagumnya dengan nama rafidhiy tidak lain merupakan bentuk dari sikap fanatik orang-orang tertentu.”

Kalau membeberkan keutamaan-keutamaan Ali a.s. disebut sebagai rafidhiy yang keluar dari sunnah, maka tidak akan ditemukan lagi para ahli riwayat dan dirayah hadis. Karena itu, hindarilah fanatisme dalam bermazhab dan berhati-hatilah untuk tidak menjauhi kebenaran dan keyakinan (Nasfi, Hasyiah Syarh Al-Aqa’id, hlm.230).

Baca juga :Wacana antara Syiah dan Rafidlah

(Visited 127 times, 1 visits today)

Leave a reply