Ruhul Kudus, siapa Dia?

0
2524

STUDISYIAH.COM–Nama Ruhul Kudus sudah biasa kita kenal. Aslinya, nama itu berasal dari bahasa Arab, tepatnya dari budaya bahasa Al-Quran. Dalam surah Al-Baqarah ayat 78, Allah berfirman:

Dan Kami menguatkannya  [Isa bin Maryam] dengan Ruhul Kudus.”

Berangkat dari ayat ini, pertanyaan yang kemudian muncul adalah: siapakah Ruhul Kudus itu? Para penafsir terkemuka memiliki penafsiran yang beragam ihwal identitas Ruhul Kudus.

Pertama
Sebagian mengatakan bahwa Ruhul Kudus itu adalah Jibril. Oleh karena itu, makna ayat tadi adalah Tuhan menolong dan menguatkan kenabian Nabi Isa a.s. melalui Malaikat Jibril. Bukti dari pendapat ini adalah surah Al-Naml [27]: 102, “Katakanlah bahwa Ruhul Kudus itu adalah kebenaran yang turun dari Tuhanmu.”

Akan tetapi, mengapa Malaikat Jibril disebut sebagai Ruhul Kudus? Karena wujud ruh para malaikat merupakan masalah yang jelas dan pengenaan kalimat ruh kepada mereka adalah sangat tepat. Dan penambahan kalimat al-kuds setelah kalimat itu adalah perlambang kesucian dan kekudusan luar biasa malaikat ini.

Kedua
Sebagian mufasir berkeyakinan bahwa Ruhul Kudus adalah kekuatan gaib yang menguatkan Nabi Isa a.s. Dan dengan kekuatan misterius Ilahi tersebut, Nabi Isa tas perintah Allah SWT dapat menghidupkan orang-orang yang sudah mati.

Tentu saja, kekuatan gaib ini dapat ditemukan dalam diri seorang mukmin dalam bentuk yang lemah disebabkan adanya perbedaan derajat iman. Dan pertolongan-pertolongan Allah SWT yang membantu manusia dalam menunaikan ketaatan dan pekerjaan-pekerjaan yang diwajibkan atasnya dan mencegahnya dari melakukan apa yang dilarangnya.

Dalam sebagian hadis tentang sebagian para penyair yang memuja Ahlul Bait a.s., kita membaca bahwa setelah mereka membaca syair-syair untuk seorang imam, beliau berkata kepada mereka, “Ruhul Kudus telah berhembus di lisanmu dan apa yang Kamu lantunkan tersebut berkat pertolongannya”. Pujangga yang terkenal pada masa Rasulullah saw adalah Hassan bin Tsabit. Kita membaca bahwa Rasulullah saw berkata tentangnya, “Sepanjang engkau membela kami dengan syair-syairmu, Ruhul Kudus pasti bersamamu.”

Baca juga :   Ayat Mawaddah: Nabi Nuh saja tidak Minta, kenapa Nabi SAW Minta Upah dari Umatnya?

Ketiga
Sebagian mufassir lainnya seperti dalam Tafsir Al-Manar menafsirkan bahwa Ruhul Kudus bermakna Injil.
Namun, kedua tafsir yang pertama tampaknya lebih mendekati kebenaran.

Sumber: Nashir Makarim Syirazi, Tafsir Namuneh/Al-Amtsal, jld. 1, hlm. 338.

(Visited 893 times, 1 visits today)

Leave a reply