Peran Akidah dalam Kebahagiaan Manusia

Dari berbagai sisi, pandangan dunia dan prinsip-prinsip agama berperan dalam mewujudkan kebahagiaan bagi manusia, karena:
1) Perintah dan larangan dari Allah yang mengatur hidup manusia dan bersumber dari pandangan dunia dan keyakinan khasnya.
2) Mendapatkan pengetahuan dan mengenal hakikat, khususnya mengenal Tuhan, memiliki nilai spiritual dari sudut pandang Islam, bahkan dianggap sebagai bentuk ibadah yang terbaik dan mampu mendekatkan makhluk kepada Sang Penciptanya. Ilmu dan pengetahuan berpengaruh langsung dalam jiwa manusia dan mengantarkannya menuju kesempurnaan.
Oleh karena itu, al-Quran dan hadis menyebut ilmu sebagai suatu norma yang agung dan bentuk ibadah kepada Allah.
“Allahlah yang telah menciptakan tujuh langit dan (juga) bumi sepertinya. Perintah Allah turun di antara langit dan bumi supaya kalian tahu bahwa Ia berkuasa atas segalanya dan mengetahui semua hal. (QS. Al-Thalaq,12).
“Allah akan mengangkat kedudukan orang-orang beriman di antara kalian dan mereka yang berilmu beberapa derajat. Allah mengetahui semua yang kalian lakukan (QS. Al-Mujadilah:11).
Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib a.s. berkata, “Wahai kaum mukmin! Ilmu dan adab adalah nilai bagi jiwa kalian. Sebab itu, kerahkan usahamu dalam mencari ilmu. Setiap kali ilmu dan adabmu bertambah, maka kedudukan dan nilaimu juga akan bertambah tinggi, karena engkau akan terbimbing menuju Tuhanmu. Dengan adab yang kau miliki, engkau bisa melayani Tuhanmu dengan lebih baik. Hamba yang beradab layak untuk menjadi wali dan dekat dengan Allah. Terimalah nasehat ini sehingga engkau selamat dari azab Allah.” (Bihār Al-Anwār, jld.1, hlm. 180).
Imam Ja’far Al-Shadiq a.s. berkata, “Ibadah terbaik adalah mengenal Allah dan tunduk di hadapan-Nya.” (Tuhaf Al-‘Uqūl, hlm. 383).
Hisyam bin Hakam menukil ucapan Imam Musa bin Jafar a.s. kepadanya, “Wahai Hisyam! Allah tidak mengutus para nabi as kecuali supaya umat manusia mengenal diri-Nya. Barang siapa yang memiliki ilmu lebih baik, maka ia lebih mudah menerima seruan Allah. Orang yang paling mengetahui perkara Allah adalah mereka yang memiliki daya pikir lebih baik. Orang-orang yang berakal sempurna akan memiliki derajat lebih tinggi di dunia dan akhirat” (Al-Kāfī, 1/16).
C
3) Iman kepada Allah berperan penting dalam mewujudkan sifat ikhlas yang merupakan salah satu syarat ibadah dan faktor utama terciptanya kedekatan dengan Allah. Bila seseorang tidak memiliki iman kepada Allah dan tidak beramal untuk-Nya, maka ia tidak akan mendapatkan pahala akhirat.
Sumber:
Ibrahim Amini, Asnoye bo Islâm, Bustan Kitab, Qom, 1384 HS.