Kepeloporan Syi’ah dalam Ulumul Quran

0
1040

Dapat dipastikan bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. adalah pemula dan pelopor dalam mengembangkan pelbagai ilmu al-Quran. Ia telah mendiktekan enam puluhan cabang ilmu al-Quran, dan menyebutkan contoh yang khas untuk setiap cabang. Semua itu terhimpun dalam sebuah buku yang kami riwayatkan dari beliau melalui beberapa jalur yang ada pada kami sampai sekarang ini. Buku itu adalah pedoman pokok bagi setiap orang yang telah menulis mengenai macam-macam cabang ilmu al-Quran.

Mushaf atau kitab pertama yang menghimpun ayat-ayat al-Quran sesuai dengan urutan masa penurunannya pasca wafat Nabi saw adalah mushaf Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Terdapat sejumlah riwayat mengenai hal ini dari jalur Ahlulbait secara mutawatir, dan dari jalur Ahlu Sunnah secara mustafidz (satu tingkat di bawah mutawatir, pent.). Sebagiannya telah kami singgung di dalam buku Ta’sis Al-Syi’ah li Funun Al-Islam. Di sana telah dilakukan kritik atas pandangan Ibn Hajar Asqalani.

Pengarang Pertama dalam Tafsir Al-Quran
Orang pertama yang mengarang buku seputar ilmu tafsir adalah seorang tabi’in bernama Said bin Jubair ra. Kala itu, ia adalah orang yang paling ahli di bidang tafsir di antara para tabi’in, sebagaimana yang dilaporkan oleh Suyuthi dalam Al-Itqan dari riwayat Qatadah seraya menyebutkan tafsirnya. Juga ibnu Nadim menyinggung nama Said dalam Al-Fahrast tatkala menyebutkan karya-karya yang dikarang seputar tafsir Al-Quran. Sementara itu, sebelum Said, belum ada tafsir yang pernah dinisbatkan kepada selainnya.

Said meninggal dunia pada tahun 94 H. Tak syak lagi, ia adalah salah satu Syiah yang tulus. Ulama-ulama Syiah telah memberikan kesaksian ini secara tegas di dalam kitab-kitab ilmu Rijal, seperti Allamah Jamaluddin bin Muthahar di dalam Al-Khulashah dan Abi Amr Kasyi di dalam Kitab fi Al-Rijal. Yang terakhir ini dalam kitabnya meriwayatkan sejumlah riwayat dari para imam suci Ahlul Bait a.s. mengenai sanjungan mereka kepadanya, kesyi’ahannya dan ketulusannya pada Syiah. Al-Kasyi mengatakan, “Alasan pembunuhan Hajjaj bin Yusuf atas Said tidak lain adalah karena persoalan ini, yakni kesyiahannya, pada tahun 94 H.”

Baca juga :   Dalil Akal sebagai Sumber Hukum َAgama

Dan perlu diketahui bahwa sekelompok dari tabi’in Syiah telah memulai mengarang di bidang tafsir al-Quran setelah Said bin Jubair. Di antara mereka adalah Al-Sudi Al-Kabir Ismail bin Abdurrahman Kufi Abu Muhammad Qurasyi yang wafat pada 127 H. Dalam Al-Itqan, Suyuthi mengatakan, “Karya tafsir terbaik adalah tafsir Ismail Al-Sudi. Darinyalah para imam-imam mazhab menukil banyak riwayat.”

Selain Suyuthi, Najasyi pun telah menyebutkan tafsir Al-Sudi. Begitu pula Syekh Abu Ja’far Thusi di dalam Asma’ Mushannif al-Syi’ah. Adapun Ibnu Qutaibah secara tegas memberikan kesaksiannya atas kesyiahan Al-Sudi di dalam Kitab Al-Ma’arif, juga Ibnu Hajar Asqalani di dalam Al-Taqrib dan Tahdzib Al-Tahdzib. Ismail Al-Sudi adalah salah satu sahabat Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Al-Baqir dan Imam Ja’far Al-Shadiq a.s.

Nama lain dari generasi pelopor pengarang buku dalam tafsir Al-Quran ialah Muhammad bin Saib bin Bisyr Kalbi, pengarang tafsir yang terkenal itu, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Nadim tatkala ia mengurut nama kitab-kitab yang dikarang berkenaan dengan tafsir al-Quran. Ibnu Uday dalam Al-Kamil-nya mengatakan, “Al-Kalbi mempunyai hadis-hadis yang sahih dan ‘khas’ (Syiah) yang diriwayatkannya dari Abu Shaleh, dan ia terkenal pandai di bidang tafsir. Bahkan, tak seorang pun yang mengarang tafsir setebal dan seindah tafsir Al-Kalbi.”

Al-Sam’ani berkata, “Muhammad bin Saib, pengarang tafsir, adalah warga Kufah. Anaknya bernama Hisyam yang bernasab mulia dan penganut mazhab Syiah yang kuat.”

Ibnu Saib adalah seorang Syiah dan sahabat dekat Imam Zainal Abidin dan Imam Muhammad Al-Baqir a.s. Ia wafat pada tahun 146 H.

Nama besar lainnya ialah Jabir bin Yazid Ja’fi, seorang tokoh besar di bidang tafsir al-Quran. Ia mempelajari ilmu ini dari Imam Muhammad Al-Baqir a.s. dan ia termasuk orang-orang yang dekat dengan beliau. Jabir telah mengarang kitab tafsir al-Quran dan kitab-kitab lainnya. Tercatat pada tahun 127 H., ia meninggal dunia.

Baca juga :   Bagaimana Wahyu Diturunkan?

Tafsir Jabir tidaklah sama dengan tafsir Imam Al-Baqir a.s. yang telah disebutkan oleh Ibnu Nadim tatkala ia mengurut nama kitab-kitab yang dikarang di bidang tafsir. Ibnu Nadim mengatakan, “Kitab Muhammad bin Ali bin Husain Al-Baqir a.s. telah diriwayatkan oleh Abu Jarud Ziyad bin Mundzir, Imam mazhab Jarudiyah Zaidiyah.”

Perlu ditegaskan bahwa terdapat sekelompok dari perawi-perawi terpercaya Syiah seperti: Abu Bashir Yahya bin Qasim Asadi dan selainnya, yang telah menukil kitab Imam Al-Baqir a.s. tersebut dari Abul Jarud di masa-masa kemurnian kesyiahannya; yakni sebelum ia menganut mazhab Zaidiyah.

Sumber: Hasan Shadr, Al-Syiah wa Funun Al-Islam, Qom, 2007

(Visited 222 times, 1 visits today)

Leave a reply