
STUDISYIAH.COM–Untuk mengenal Allah, terdapat berbagai macam cara dan metode yang dijelaskan dalam buku-buku Filsafat dan Kalam, juga dalam hadis-hadis Nabi saw, para Imam Suci a.s. serta dalam kitab-kitab samawi. Berbagai macam argumen yang disebutkan dalam kitab-kitab tersebut menjelaskan sisi dan dimensinya masing-masing.
Misalnya, dalam suatu buku, mengenal Allah dijelaskan premis-premis secara empirik. Sedangkan buku yang lainnya menjelaskan premis-premis yang bersifat murni rasional. Bahkan ada buku yang membuktikan keberadaan Allah swt. secara langsung, sebagaimana juga dalam buku lainnya dijelaskan keberadaan Realitas yang tidak membutuhkan selainnya (Wajibul Wujud).
Sehubungan dengan argumenatas keberadaan Allah, dapat kita umpamakan dengan jembatan-jembatan yang dipasang di atas sebuah sungai yang besar yang akan dilalui oleh orang untuk menyemberang. Salah satu dari jembatan itu dibuat dari kayu-kayu yang sederhana yang ditancapkan di atas sungai tersebut untuk tujuan agar setiap orang yang membawa barang-barang yang ringan dapat melewati dan berjalan di atas jembatan tersebut menuju ke tempat tujuannya dengan cepat. Sedangkan jembatan lainnya dibuat dari batu-batu beton yang panjang yang memiliki kekuatan luar biasa, akan tetapi untuk melewati jembatan tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Ada memang dalil-dalil yang dibangun seperti jalan-jalan yang terbuat dari besi yang kuat, berkelok dan berliku serta harus melewati bukit dan dataran yang luas yang akan dilewati kereta-kereta yang membawa beban yang cukup berat.
Seseorang yang pikirannya sederhana dapat mengenal Tuhannya dengan cara yang sederhana pula kemudian, atas dasar itu, ia beribadah dan menyembahnya. Adapun orang yang akalnya mampu menampung beban keraguan sehingga dapat melewati jalan-jalan terjal. Sementara orang yang membawa tumpukan beban yang berat serta mampu menghadapi berbagai keraguan dan kritik, dia akan melewati jalan yang dibuat di atas dasar-dasar yang kokoh hingga mampu bertahan ketika di tengah jalan menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
Di sini, hanya akan dikemukakan penjelasan mengenai jalan yang paling mudah untuk mengenal Allah. Setelah itu, akan dijelaskan beberapa argumentasi sederhana yang sesuai dengannya. Adapun agumentasi yang rumit, yang untuk dapat memahaminya memerlukan dasar-dasar dan kaidah-kaidah filosofis, itu tepat bagi mereka yang pikiran-pikirannya seringkali dilintasi oleh berbagai macam keraguan, juga bagi mereka yang ingin menyanggah berbagai macam keraguan dan ingin menye-lamatkan orang-orang yang tersesat dan menyimpang.
Cara mudah untuk membuktikan adanya Allah swt. mempunyai beberapa keistimewaan:
Pertama, cara ini tidak memerlukan premis-premis yang sulit, rumit dan teknis, serta dapat dijelaskan dengan mudah. Oleh karena itu, semua orang, dengan berbagai tingkat pengetahuannya, akan dapat memahaminya dengan baik.
Kedua, cara mudah ini akan mengantarkan manusia secara langsung mengenal Allah, Sang Pencipta alam semesta yang Mahakuasa. Ini berbeda dengan kebanyakan argumentasi filosofis dan teologis yang lebih dahulu membuktikan keberadaan Allah yang dikenal dengan Wajibul Wujud, kemudian mengenal sifat-sifat-Nya seperti: ilmu, kuasa dan sifat-sifat lainnya yang dibuktikan oleh argumentasi lain.
Ketiga, kesan utama cara ini ialah membangkitkan fitrah manusia dan membimbing pengetahuan fitriah mereka ke jenjang kesadaran. Apabila seseorang berusaha memahami cara mudah ini dengan baik, ia akan merasakan kondisi irfani, seolah-olah ia dapat menyaksikan kekuasaan Allah dalam menciptakan alam dan kejadian-kejadiannya beserta pengaturannya. Itulah pengetahuan yang ditunjukkan oleh fitrah seseorang di dalam mata batinnya.
Keistimewaan-keistimewaan di atas membuat para ulama dan tokoh agama memilih cara ini guna menjelaskan dan membuktikan wujud Allah, serta mengajak masyarakat untuk menapakinya. Sedangkan kepada para pengikut setia, mereka mengajarkan metode argumentasi lain. Merekapun menggunakan argumen-argumen yang rumit dalam perdebatan dan diskusi dengan para pemuka ateis atau para filosof materialis. Baca selanjutnya: Cara Mudah Mengenal Allah (2)
Sumber: Muhammad Taqie Misbah Yazdi, Amuzesy Aqa’id, Sazman Tablighate Islami, Qom-Iran, 1375 HS).