Ali bin Abi Thalib di Mata Sufi Pertama, Hasan Al Bashri

0
4680

STUDISYIAH.COM–Tentang Imam Ali bin Abi Thalib, kata Fariduddin Attar, lidah jadi kelu kejang tak berdaya. Terlalu banyak keutamaan menaburinya atau, lebih tepatnya, seperti kata-kata Umar bin Abdul Aziz, Ali yang menaburi segala sesuatu dengan keutamaan.

Tapi tunggu dulu, tidak sedikit yang menguyurkan fitnah keji, pencitraan kotor dan pembunuhan karakter pada diri manusia yang satu pukulan pedangnya di perang Ahzab, disebut Nabi SAW, lebih utama dari ibadah jin dan manusia.

Disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Haytsami, Imam Ali a.s. dicaci-maki dan dijatuhkan martabatnya oleh kaum Khawarij dan orang-orang Bani Umayyah selama 1000 (seribu) bulan. Dalam keadaan seperti itu, orang malah takut memuji dan mengekspresikan kekagumannya pada Imam Ali a.s. Imam Nasa’i saja sampai dipukuli aparat waktu itu hanya karena membawakan riwayat-riwayat keutamaan beliau.

Makam suci Amirul Mukminin Ali bin ABi Thalib a.s. di Najaf, Irak

Opini dan pencitraan buruk itu juga, tentu saja, mewabah di generasi Tabi’in. Dikisahkan seseorang bergegas menemui Hasan Al-Bashri. ِDalam tradisi Tasawuf Islam, Hasan Al Bashri juga dikenal sebagai sufi generasi pelopor. Alhasil orang itu menjumpai Hasan dengan maksud hendak mengkorfimasi opini yang berkembang di tengah warga saat itu bahwa Hasan membenci Ali.

Dengan nada penuh penasaran, ia bertanya, “Hai Abu Sa’id (Hasan Al-Bashri)! Apa pandanganmu tentang Ali bin Abi Thalib?!

Spontan raut wajah Hasan berubah memerah. Ia memintanya untuk mendengarkan kata-katanya:

“Ali bin Abi Thalib adalah sebuah busur anak panah yang dilepaskan Allah membidik tepat musuh-Nya,

“Dialah manusia ilahi umat ini,

“Dialah orang pertama umat ini.

“Dialah pemilik keutamaan umat ini.

“Dialah pemilik kedekatan dengan Rasulullah SAW.

“Dialah yang tak sekejap pun lengah dari hukum Allah.

“Dialah yang tak senapas pun lelah membela Allah.

“Dialah yang tak sepintas pun menyentuh hak-milik Allah.

“Dialah yang memberi ketegasan makna Alquran.

“Dan darinyalah dia meraih taman-taman asri dan lambang-lambang penerang.”

Hasan Al-Bashri menuntaskan, “Begitulah Ali bin Abi Thalib, hai Luka’!”
Luka’ kata yang digunakan orang Arab untuk menyebut orang dungu dan kurang ajar (la’im).

Baca juga :   4 Alasan Rasional Masjidil Aqsa itu Penting bagi Dunia Islam

Sumber:

Ibn Abdu Rabbah, Al-‘Aqd Al-Farid, jil. 2, hal. 87-88; Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, hal. 490.

 

 

(Visited 1.739 times, 1 visits today)

Leave a reply