34 Tahun Mengisi Program Qur’ani Tanpa Sekalipun Absen

0
728

muhsin-qiraatiHujjatul Islam wa Muslimin Muhsin Qiraati dalam acara penutupan Pertemuan Asatid Tafsir Al Qur’an Hauzah Ilmiah Qom yang kesembilan kamis [5/12], berkenaan dengan adanya perbedaan dalam memahami maksud ayat mengatakan, “Sebagian dari ayat Al-Qur’an sangat mudah dipahami begitu juga ketika diamalkan, namun sebagian lainnya tidak demikian. Satu pertanyaan yang muncul, mengapa demikian, apakah –Nauzubillah– Allah pada sebagian ayat meninggalkan kita?”

“Sebagai seseorang yang selama bertahun-tahun bergiat dalam pengkajian tafsir Al-Qur’an, saya harus mengatakan, sambutan dan penantian masyarakat akan kitab-kitab tafsir Al-Qur’an semakin meningkat. Pada penyelenggaraan pameran buku internasional dalam beberapa tahun terakhir di Iran yang paling laris adalah kitab Tafsir. Masyarakat tidak pernah lelah dan bosan untuk terus ingin mengetahui apa yang dimaksudkan Allah dalam setiap firman-firmanNya.” Lanjut mufassir yang menghasilkan karya tafsir An Nur tersebut.

Hujjatul Islam wa Muslimin Muhsin Qiraati melanjutkan, “Satu-satunya ‘perahu’ yang tidak akan bocor dan tidak akan pernah, adalah Al-Qur’an, sebab Allah yang menjaganya, sebagaimana janjiNya, Kamilah yang telah menurunkan az Zikra dan Kami jugalah yang akan menjaganya.”

“Hari ini perhatian masyarakat atas tafsir Al-Qur’an sangat besar. Beberapa hari sebelumnya, saya ditanya langsung oleh beberapa arsitek berkenaan bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai perencanaan mengenai tata letak kota, dan membangun perumahan anti gempa. Sayapun menjawab, bahwa dalam Al-Qur’an, Allah mengibaratkan gunung-gunung ibarat paku yang tertancap di bumi. Karenanya untuk membangun bangunan yang ideal perhatikan bagaimana gunung itu tegak, berapa kedalamannya dan bagaimana ketinggiannya.”

“Saya sudah 34 tahun mengisi acara program Qur’ani di Televisi yang disiarkan secara langsung, dan tidak pernah satu session pun yang saya absen, atau acara itu diliburkan. Ini menunjukkan betapa tinggi antusias masyarakat untuk mempelajari dan mendalami Al-Qur’an tersebut.”

Baca juga :   Ribuan Peziarah Banjiri Haram Imam Musa Kadzim

Hujjatul Islam Qira’ati menambahkan, “Tafsir Al-Qur’an bukan hanya menyangkut bagaimana menafsirkan, namun juga bagaimana mencerahkan dan memberi langkah perbaikan pada masyarakat serta menjadi bahan dakwah yang diandalkan. Tafsir yang bisa sekaligus menjadi hidayah, memperbaiki dan mencerdaskan masyarakat, menunjukkan tafsir tersebut diberkahi oleh Allah SWT.”
 Sumber Abna.ir

(Visited 133 times, 1 visits today)

Leave a reply